Kamis, Juni 30, 2011

Pseudosection

0 komentar
      Pseudosection atau penampang 2D merupakan penampang untuk menggambarkan hasil survei secara 2D dengan metode conturing pseudosection. Pseudosection memberikan gambaran tentang distribusi nilai-nilai hasil pengukuran di lapangan yang dapat berupa resistivitas, chargeabilitas, Percent Frequency Effect ataupun metal factor di bawah permukaan bumi. Dalam hal ini posisi plotting point adalah titik tengah horizontal ditempatkan di tengah-tengah dalam susunan elektroda pengukuran, sedangkan titik vertikal ditempatkan pada jarak yang proporsional di tengah-tengah dalam susunan elektroda pengukuran (antara elektroda C1-P1) pada arah vertikal ke bawah  Khusus untuk konfigurasi dipole-dipole, satu metode yang lazim digunakan adalah plotting point ditempatkan pada pertemuan dua garis yang ditarik dari titik tengah dipole C2 – C1 dan P1 - P2 dengan sudut 45o dari bidang horizontal (seperti yang ditunjukkan Gambar di atas).  
     Gambar tersebut menunjukkan penetrasi kedalaman yang dicapai dengan menggunakan konfigurasi dipole-dipole, dengan asumsi tidak ada pengaruh topografi dan medium homogen. Dalam konfigurasi dipole-dipole yang berpengaruh terhadap daya penetrasi kedalaman adalah harga n. Penambahan nilai n akan memberikan perkiraan kedalaman yang makin dalam. Namun kerugian menggunakan konfigurasi elektroda dipole-dipole adalah kuat sinyal yang dihasilkan sangat kecil untuk nilai n yang besar.Penetrasi kedalaman h sebagai fungsi n (bilangan bulat n = 1, 2, 3, ……) dapat dirumuskan sebagai berikut:
        Sebagai contoh, apabila pengukuran dilakukandengan jarak spasi elektroda x = 30 meter dan n yang digunakan sampai dengan n = 5, maka kedalaman yang dicapai kira-kira sampai dengan 90 meter, dengan asumsi: 


Edward (1977) dalam M. H. Loke (2004) merumuskan asumsi penetrasi kedalaman untuk konfigurasi dipole-dipole dari n = 1 sampai dengan n = 8 dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan toleransi kesalahan. Rumusan ditunjukkan pada Tabel di bawah ini :
        Sebagai contoh, apabila pengukuran dilakukan dengan jarak spasi elektroda x = 30 meter dan n yang digunakan sampai dengan n = 5, maka kedalaman yang dicapai minimal sampai dengan 44,28 meter, dengan asumsi:
Ze (n = 5) = 1,476 x 
                 = 1,476 x 30 meter = 44,28 meter
       
      Pseudosection dapat dibuat secara manual pada saat pengambilan data di lapangan dengan cara mengeplotkan nilai resistivitas semu dan chargeabilitas yang terukur, kemudian dilakukan pengkonturan. Hal ini berfungsi sebagai gambaran awal hasil pengukuran dan pengontrol kualitas data hasil pengukuran di lapangan, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai panduan interpretasi kuantitatif lebih lanjut. Pseudosection dihasilkan dari proses pemodelan forward maupun inversion, sehingga diperoleh nilai resistivitas dan chargeabilitas yang sudah terkoreksi (topographic effect). Proses ini merupakan pendekatan terhadap nilai resistivitas dan chargeabilitas yang sebenarnya. Kesalahan yang biasa dilakukan adalah mencoba menggunakan pseudosection resistivitas semu maupun chargeabilitas sebagai gambaran akhir untuk tahap interpretasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan Lupa Komentarnya Ya..
apa aja deh, buat blog saya lebih baik lagi..

kalau sahabat merasa tulisan ini akan bermanfaat bagi sahabat yang lainnya, silahkan dishare...
Makasih ya atas kunjungannya, Jazakallahu Khair..